Apr 7, 2009

Kajian tentang Thariqah Alawiyyah

Kalam Al-Imam Al-Qutub Al-Habib Abdullah bin Alawy Al-Atthas

Berkata Al-Habib Abdullah bin Alwi Alhaddad,

“Bagus dan memang sudah sepatutnya bagi orang dari keluarga Bani Alawy untuk menyeru manusia dan mengajak mereka kepada jalan yang telah ditempuh oleh pendahulunya. Betapa buruknya kalau ia justru membuang thariqah salafnya dan menyerahkan dirinya untuk mengikuti suatu thariqah yang bukan sebaik-baiknya thariqah, semoga jangan demikian, yang seharusnya ia dapat mengambil barakah dengan memegang perjalanan hidup para pendahulunya dan menaruh keyakinan kepada mereka. Berkenaan dengan hal itu, seseorang dari keluarga Bani Alawy tidak akan mendapatkan keberkahan selama-lamanya jika ia membuang thariqahnya dan memakai atribut yang bukan atribut para pendahulunya (semoga Allah meridhoi mereka semua).”

Beliau juga berkata,

“Tidak ada seseorang yang mengikuti suatu thariqah para pendahulunya kecuali ia telah mencampur-adukkan thariqahnya, merubahnya dan menyelisihinya, kecuali keluarga Bani Alawy.”

Selanjutnya beliau berkata,

“Sesungguhnya Sayyid Muhammad bin Alwi Assegaf yang tinggal di kota Makkah pernah mengkritik beberapa orang dari keluarga Bani Alawy yang di masa itu melepaskan thariqahnya dan pindah ke thariqah lain.”

Ketika Syeikh Barakwah datang ke kota Tarim dengan tujuan untuk menarik dan mengajak Saadah Bani Alawy guna mengikuti thariqahnya, maka dalam tidurnya ia bermimpi bertemu dengan Al-Faqih Al-Muqaddam. Di saat itu, Al-Faqih Al-Muqaddam berkata kepadanya, “Keluar kau dari kota ini, agar keturunanku tidak terpedaya oleh kelakuanmu yang menarik itu.” Maka setelah itu, segera ia lari meninggalkan kota Tarim. Aku telah menyebutkan dengan panjang lebar kisah kuatnya hubungan Syeikh Barakwah dengan Sayyidina Syeikh Abubakar bin Salim dari Inat dalam kitabku Dzuhuur Al-Haqaaiq.

Lalu berkata Sayyiduna Abdullah bin Alwi Alhaddad, “Tarim. Tidak ada di dalamnya kecuali Allah, Rasul-Nya, Al-Faqih Al-Muqaddam dan thariqah orang-orang yang berendah diri di hadapan Allah. Tidak datang kepada kami kecuali darinya. Dan sungguh para salaf kami telah membuat landasan-landasan bagi kami di dalam berbagai urusan, maka tidaklah kami mengikuti seseorang kecuali mereka.”

[Diambil dari kitab Al-'Alam An-Nibroos, karya Al-Habib Abdullah bin Alawy Al-Atthas]

(http://bisyarah.wordpress.com/2009/04/05/kajian-tentang-thariqah-alawiyyah-8/)