Dec 18, 2008

Obat Kesedihan

Dalam kehidupan sehari-hari manusia mengalami keadaan hati yang terus berubah-ubah: senang-susah, tawa-tangis, dihormati-dilecehkan, dipuji-dihina, dan seterusnya. Batas dari hal-hal yang menyenangkan dengan hal-hal yang menjengkelkan kita sangat tipis sehingga keadaannya hati cepat berubah-ubah.

Sebenarnya untuk mendapatkan hal-hal yang menyenangkan hati sangat mudah. Bila Anda ingin bahagia, bahagiakanlah orang lain, bila Anda ingin dihormati hormatilah orang lain, bila Anda ingin hidup senang, senangkanlah hati orang lain, dan seterusnya. Sebaliknya, Anda pun dapat dengan mudah menjalani kehidupan yang menyebalkan, yaitu dengan menyusahkan, menjengkelkan, melecehkan, atau menghina orang lain.

Frank Mihalic bercerita dalam The Millennium Stories bahwa suatu hari seorang wanita cantik berpakaian mahal mengeluh kepada psikiater, ia merasa hidupnya kosong, tak berarti.

Sang psikiater berkata, “Aku akan memanggil Mary agar ia menceritakan bagaimana ia menemukan kebahagiaan. Dengarkanlah keterangannya baik-baik!”

Ia lalu memanggil wanita tua yang biasa mengepel lantai kantor. Si wanita tua meletakkan sapunya lalu duduk di kursi dan mulai bercerita.

“Well, suamiku meninggal karena malaria, tiga bulan kemudian satu-satunya anakku mati tertabrak mobil. Aku tidak memiliki siapa-siapa lagi, aku juga tidak punya apa-apa. Aku tidak bisa tidur, tidak berselera makan, tidak bisa senyum kepada siapa pun. Aku bahkan pernah berpikir untuk mengakhiri hidupku,” kata si wanita tua itu. “Lalu pada suatu sore, seekor anak kucing mengikutiku pulang dari kerja. Aku merasa kasihan dengan kucing kecil itu. Cuaca hari itu sangat dingin. Lalu kubiarkan ia masuk ke dalam rumah. Aku beri dia susu hangat di piring kecil. Kucing itu menjilat-jilatnya sampai piring itu bersih. Ia lalu menggeram dan menggosok-gosokkan badannya ke tubuhku. Menyaksikan ini aku tersenyum. Itu adalah senyumku yang pertama setelah berbulan-bulan. Lalu aku merenung, jika membantu kucing kecil aja bisa membuatku tersenyum, mungkin berbuat sesuatu untuk manusia bisa membuatku bahagia. Lalu keesokan harinya, aku membikin kue dan membawanya ke tetanggaku yang lagi sakit. Lalu setiap harinya aku berbuat baik kepada siapa saja. Melihat mereka senang aku pun menjadi bahagia. Sekarang, aku tak tahu apakah ada orang yang tidur dan makan seenak aku. Aku telah menemukan kebahagiaan dengan membuat orang lain bahagia.” Demikian akhir cerita Frank Mihalic.

Orang yang sedang dirundung kesedihan hendaknya menyibukkan diri dalam berbagai kegiatan positif: misalnya kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya seperti berbagai macam kegiatan ibadah, kesenian, rekreasi dll. Olah raga akan membuat tubuh memproduksi endorphin (sejenis morphin) yang dapat membuat perasaaan menjadi lebih tenang dan tentram. Dia juga sebaiknya menyibukkan diri dalam kegiatan yang bermanfaat bagi orang lain, yaitu berbagai kegiatan sosial, seperti menjenguk orang sakit, menolong orang yang memerlukan, menghibur orang yang terkena musibah, dll.

Mengurung diri di kamar, termenung, berpangku tangan, memikirkan musibah yang barusan terjadi akan membuat kita terpuruk lebih dalam ke jurang kesedihan. Kesedihan yang berlarut-larut akan membuat seseorang mudah terserang penyakit jantung, darah tinggi, ganguan pencernaan, diabetes, stroke, dll.

Menyendiri dan merenung hanya dibolehkan bila dimaksudkan untuk:
·Menenangkan hati; meredakan emosi.
·Menjaga jarak dari mereka yang mendengki, sebab pertemuan dengan mereka hanya akan mengeruhkan hati, menimbulkan niat-niat jahat.
·Menjaga diri agar tidak melihat pemandangan yang membangkitkan kenangan pahit.
·Memberi kesempatan kepada diri untuk merenung dan melakukan introspeksi.
·Menghimpun semangat hidup untuk bangkit kembali.
·Menempatkan diri di tengah orang-orang yang mencintai, misalnya: istri, anak dan sahabat karib.
·Dll.

Mutiara Quran:

أَلاَ بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ.

“Ingat, dengan dzikir kepada Allah hati akan menjadi tenang.” (QS 13:28)


Mutiara Hadis:
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنَاً فِي سِرْبِهِ، مُعَافىً فِيْ جَسَدِهِ، عِنْدَهُ قُوْتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيْزَتْ لَهُ الدُّنْيَا بِحَذَافِيْرِهَا
.
Barang siapa dari kalian berpagi hari dalam keadaan tentram di rumahnya, sehat badannya, memiliki makanan untuk hari itu, maka ia seperti memiliki dunia dengan segenap isinya. (Tirmidzî dan Ibnu Mâjah)



Kata-Kata Bijak:
Meski sedih merusak kebahagiaanmu
Sungguh ia lagi menyiapkan kebahagian baru
Sedih menyapu seantero rumah
Mengosongkannya dari segala sesuatu
Lalu dari Sumber Kebaikan
Muncullah kebahagiaan baru
Sedih memburu
Mengusir dedaunan layu di kalbu
Sehingga daun-daun muda nan hijau dapat tumbuh
Sedih mencabut seakarnya kebahagiaan lama
Kebahagiaan baru pun muncul dari bawahnya
(Jalaluddin Rumi: Breathing Truth)





Di kutip dari:

B A H A G I A

Dunia-Akhirat

Oleh Husein Anis